Tentang Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang menyerang hati akibat infeksi virus (virus HBV = Hepatitis B Virus). Penyakit ini 6 kali lebih banyak menimpa pria daripada wanita. Ini tentu mengherankan karena sampai sekarang, para ahli belum dapat menemukan jawabannya.
Meskipun begitu, 95% Hepatitis B yang menyerang orang dewasa bisa sembuh total dan tidak mengalami peningkatan keseriusan hanya dalam waktu 6 bulan saja asalkan mendapat pengobatan yang intensif.
Tipe Hepatitis B
Hepatitis B mempunyai 3 tipe sebagai berikut.
1. Pembawa Hepatitis B kronis yang sehat.
Yaitu, tipe Hepatitis B yang dibawa oleh seseorang penderita tanpa memberikan gejala sehingga orang tersebut tidak menyadari bahwa dirinya membawa penyakit Hepatitis B kronis. Tak hanya itu, tipe hepatitis ini juga tidak menularkannya kepada orang lain.
Virus yang ada di dalam tubuhnya bisa teraktivasi jika sistem imun penderita sedang lemah atau penderita sedang menderita penyakit yang melemahkan sistem imun (misalnya, kanker atau AIDS).
2. Infeksi Hepatitis B kronis.
Yaitu, tipe penyakit Hepatitis B yang memberikan gejala pada penderita dan menularkannya kepada orang lain. Dalam keadaan ini, terjadi peradangan hati yang cukup serius dan bisa berkembang menjadi sirosis. Hanya sekitar 5%-10% dari penderita mampu sembuh dengan sendirinya dan tidak menularkan kepada orang lain. Meskipun begitu, penyakitnya bisa datang lagi kapan pun.
3. Hepatitis B mutan kronis.
Yaitu, tipe penyakit Hepatitis B yang virusnya merupakan jenis mutan. Virus jenis mutan ini bisa menyebabkan penyakit hepatitis yang kebal terhadap pengobatan dan menularkannya kepada orang lain.
Penyebab Hepatitis B
Penyakit hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Penularannya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan darah, keringat, air mata, air ludah, semen (cairan sperma), cairan kelamin, darah menstruasi, darah transfusi, dan air susu ibu (ASI).
Jadi, hal-hal yang menyebabkan kontak langsung dengan zat-zat tersebut (seperti penggunaan jarum suntik bersama; transfusi darah; hubungan seksual; proses kelahiran bayi; ibu menyusui; dan lain-lain) bisa menjadi ajang penularan virus.
Gejala Hepatitis B
Penyakit Hepatitis B menyebabkan gejala sakit otot, sakit sendi, malaise (gelisah/tidak nyaman), demam, mual, muntah, hilang selera makan, sakit bagian perut, penyakit kuning, dan air kencing yang berwarna gelap (karena adanya peningkatan produksi bilirubin).
Pengobatan Hepatitis B
Hepatitis akut membutuhkan pengobatan yang sangat intensif dalam memonitor fungsi hati. Caranya adalah dengan melakukan pengukuran serum transaminase dan protrombin.
Selain itu, diberikan juga laktulosa, metronidazole, atau neomisin yang fungsinya membatasi produksi protein bakteri. Penderita juga harus diawasi sampai mereka benar-benar sembuh atau jika diperlukan sampai dilakukannya transplantasi hati. Transplantasi hati sendiri dilakukan hanya jika terjadi ketidakmampuan hati dalam berfungsi (gagal hati).
Adapun pemberian interferon, lamivudine, entecavir, dan adefovir dipivoxil bertujuan untuk mengurangi peradangan, gejala, dan tingkat infeksi.
Pencegahan Hepatitis B
Pencegahan Hepatitis B bisa dilakukan dengan cara mencegah semua kontak dengan hal-hal yang menjadi penyebab. Misalnya, menghindari penggunaan jarum suntik bersama-sama; melakukan pengecekan yang teliti terhadap darah hasil transfusi; melakukan hubungan seksual yang aman; hati-hati jika harus memberikan ASI dari donor ASI terhadap bayi; dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar